Selasa, 17 November 2009

MARKETING (as a simple ilustration)







Our life is never apart from buying and selling process, because when we wake up from sleep what we enjoy is that all around us because of one thing, Sale and Purchase. Let's see, beds, sheets, pillows, bolsters, and holster, soap, toothpaste, towels and even the windows and doors of our house there because the Sale and Purchase. But let's see, the parents, how many of those who want their children involved in the marketing profession, a profession which is the core job is to sell.

When a person is an adult and then came a time he was married, then he should be fully responsible for themselves and their families. The material is no longer the responsibility of parents. So there also began the first steps of how each person needed to survive fighting for his life. life is sweet, but not always beautiful. Often there are distractions that cause the comforts of life, like a ship that was sailing the sea and attacked the storm. Often the storm caused financial problems.

When financial problems come, they try to find alternative solutions how to increase revenue. In a short time his wife began to emerge as a marketing force. wives who usually secure peace in the kitchen, suddenly selling a shamelessly out of the house offers a variety of merchandise ranging from food, clothing and so on.

In a desperate situation everyone thinks the same. "Sell". Sold everything from used goods to new goods.
Then why the young to feel embarrassed or proud to learn to be marketing, or sales .. ? hear how their view, some say "why should work there just for sales". or "I want to work but not working in the field of marketing". When asked why he replied "I can not communicate well, while the marketing must be able to communicate with others". Or "if sales do not know where to offer". Why wait urge to learn? whereas strong marketing takes time, a process needs a smooth talker. Marketing is also a tough negotiator who could read a large market demand and sensitive in reading the needs of consumers.

Indonesia requires labor negotiator at the international level. Especially in the face of the developed countries far ahead. Why marketing is not used as a university for prospective negotiators. See the big businessmen, they started as a seller, until finally he could be anything, ranging from simple things, "Sell".

How to learn the most simple is, see how the traditional market traders prepare themselves before they trade. A lot of different things all have to be sold in a short time. Traditional market hours are usually open from 06.00 am and ended at 11:00 noon. Even so see how they prepare merchandise. Vegetable traders generally had since arrived at 01.00 this morning with vegetables and some have started since 4 am, one day before their goods are ready. Stores are busy wrapping sugar, flour, etc. because in between the hours of 04.00 pm, 05.00 hours the next morning had started to open stores. 06.00 am buyers began arriving. The most crowded starting at 7:00 am to 10:00 am surrounded by a buyer market traders.

Almost all traditional market traders in school only until high school, but they can become rich and go to Saudi Arabia several times, while many of the younger generation of highly educated still busy complaining can not work and busy waiting without doing anything. And if they want to try, they can create their own jobs and then became manager for themselves. Wherever we work will always meet with the same principle that is the principle of management, planning, organizing, directing, coordinating, and also not forget that factor is no less important oversight. Similarly, we see on the way to work without their traditional merchants realize they've done the work in accordance with the principles of management.

Within 3 hours of a grocery store should be able to serve so many visitors to quickly improve in providing goods and count the money, since the middle of the night vegetable traders have started to come and begin to manage more than twenty kinds of vegetables in the store. Grocery store since the evening has started to weigh sugar flour cooking oil in various sizes, then put it in certain places, easily accessible in accordance with the needs of most people every day. They all work more than 8 hours a day.

In other words sell not only sells, it means that not only have our merchandise and shout to the buyer to buy our merchandise. But the success of a seller must begin with the preparation. Success does not just come, but success will come to us if we want to prepare ourselves for success. Including success in sales as the marketing.

Jumat, 18 September 2009

Untuk Teman, Sahabat dan Saudaraku seiman yang terkasih

Ketika waktu berjalan ........
tanpa terasa hari demi hari kita lalui
dalam perjalanan panjang kehidupan kita
Ada saat kita saling bersisian
Namun tak jarang kita saling bertentangan
Kadang ada nada yang sumbang terdengar
kadang seutas kata bermakna menjadi bara

Karna itu di Hari Yang Penuh Rahmat
Saat rampung nya ibadah puasa Ramadhan
Mari kita sempurnakan ibadah kita
Dengan Ungkapan tulus dari lubuk hati yang terdalam
Minal Aidin Wal faidzin
Mohon Maaf Lahir dan Bathin

Minggu, 26 Juli 2009

"ASTAGHFIRULLAH"

Kantor ku yang bergerak di bidang Finance Insurance Consultant punya kelebihan yaitu bahwa Status para marketingnya adalah sistem kontrak dan tiap marketing nya dibayar berdasarkan prestasi kerja. Jadi kalau tidak kerja maka tidak dapat apa2. Tidak ada istilah gaji yang ada adalah komisi dan transport sesuai jumlah jalan yang sudah dihasilkan. Jam kerja tidak terikat artinya tidak ada aturan kewajiban jam kehadiran, jam berapa aja hari apa aja boleh datang yang penting target closing tercapai.

Buntut Anakku sakit kemarin, aku dapat peringatan keras dari Boss di kantor karna katanya aku tidak pernah datang. Aku tanya "Bapak tau ga anakku sakit masuk rumah sakit, kemarin aku udah lapor ke Supervisor"

jawabnya , "Oh Supervisor kamu ga bilang".
aku jawab lagi " Saya sms sampai 3 kali kesemua no yang dia punya dan saya sudah kasih tau bahwa anak saya di rawat".

"Kamu kenapa ga datang kasih tau ke kantor katanya"

terus dia jawab lagi " Pokoknya kalau kamu bulan ini tidak mencapai target kamu DO dan semua kuitansi akan saya tarik "

Saya jawab " Silakan pak, tidak terputus rejeki saya karna perusahaan ini ".

Waktu dia ancam aku tadi. aku ngebayangin di depanku ada Tentara Jepang yang lagi menghunus bayonet kearahku. aku tinggalkan dia sambil mengusap dadaku "ASTAGFIRRULLAH"

Dari semua buku yang aku baca ada banyak cara orang membangun motivasi bekerja, setahuku membangun motivasi bekerja dengan ancaman tidak ada di buku manapun. Membangun motivasi yang terbaik yang dapat menghadirkan energy dalam bekerja bukan dengan ancaman tetapi dengan dorongan semangat, dan punishment hanya berlaku bagi para pembuat kesalahan.

Yang aku alami adalah musibah bukan kesalahan, tapi rupanya mungkin atasan ku itu dibesarkan dibawah ancaman jadi yang dia tahu hanya bagaimana mengancam orang.

Beratus-ratus tahun yang lalu Indonesia pernah mengalami penjajahan oleh Belanda disusul dengan Jepang. Bangsa kita pernah dipaksa bekerja dibawah tudingan senjata kalau tidak kerja ditembak dor!...dor...dor...

Kebanyakan pekerja kita memang seperti itu, coba tengok kuli atau tukang yang kerja sebentar bolak balik istirahat, atau coba lihat suster-suster di rumah sakit pemerintah. Pernah suatu malam saat anakku masih dirawat, ada pasien anak2 yang menangis2 tengah malam, Aku mengusap dada sambil mengguman "ASTAGHFIRULLAH"

Karna orang tuanya yang nunggu rupanya kebingungan menghadapi anaknya maka jadilah anak itu di oper-oper dari bapaknya ke ibunya pindah lagi ibunya kesal anaknya ga berhenti nangis muka anak itu dipukul bapak nya, eh bukan malah berhenti nangis malah tambah keras nangisnya, datang ibunya bapaknya di marahi oleh bapak anak itu, kesal dimarahi istrinya, bapak itu pun menampar ibu anak itu, kesal ditampar bapaknya ibunya ambil sapu rumah sakit Bapak itu pun dipukul oleh istrinya. Datanglah kami para penunggu pasien melerai kedua suami istri itu, Aku datang bawa biscuit untuk anaknya dan cream penghilang rasa lelah yang biasa aku pakai kalau ga bisa tidur kelelahan. Anak itu akhirnya diam sambil makan biscuit pemberian ku lalu ku olesi cream penghilang rasa lelah dikakinya sambil ku perhatikan kenapa anak itu nangis.

O... rupanya anak itu infusnya sudah habis dan darah mengalir naik ke pipa infus, mungkin terasa ga nyaman. Aku segera keruang suster untuk membangunkan suster, Suster keluar dengan wajah bak penunggu kuburan rambutnya berdiri semua dan wajah masam, Di hampiri kamar pasien dan aku diusir suruh balik keruangan kulihat dia bicara dengan orang tua anak kecil itu, lalu tanpa menoleh tiang infus diseret sampai tertarik menegang dia tidak perhatikan bahwa ibu anak itu belum jalan menggendong anakknya, karna jarum infus ketarik pipa yang menegang tadi anak itupun menjerit kesakitan. aku buru2 lari menahan suster yang jalan nya kecepatan itu dan mengingatkan bahwa anak beserta ibunya masih belum jalan. Sekali lagi aku mengusap dada "ASTAGHFIRULLAH! "

Sebuah perilaku pekerja yang biasa dijajah, heran aku, apa ga ada jadwal bekerja jam berapa aja pasien perlu ditengok, terus apa gunanya setiap pasien punya status. Kalau pagi aku lihat suster2 itu sibuk bikin laporan, entah apa laporan yang dibuat memang ga ada tercantum di laporan itu kondisi pengobatan pasien. Kalau ada mestinya mereka bekerja lebih teliti memperhatikan apalagi kebanyakan yang dirawati disitu sebagian besar adalah balita. sekali lagi aku mengusap dada "ASTAGHFIRRULLAH!".

Kamis, 12 Maret 2009

4 tipe manusia hadapi keadaan

“Semua kesulitan sesungguhnya merupakan kesempatan bagi jiwa kita untuk tumbuh” (John Gray)

Pembaca, hidup memang tidak lepas dari berbagai tekanan. Lebih-lebih,hidup di alam modern ini yang menyuguhkan beragam risiko. Sampai seorang sosiolog Ulrich Beck menamai jaman kontemporer ini dengan masyarakat risiko (risk society). Alam modern menyuguhkan perubahan cepat dan tak jarang mengagetkan.

Nah, tekanan itu sesungguhnya membentuk watak, karakter, dan sekaligus menentukan bagaimana orang bereaksi di kemudian hari. Pembaca, pada kesempatan ini, saya akan memaparkan empat tipe orang dalam menghadapi berbagai tekanan tersebut. Mari kita bahas satu demi satu tipe manusia dalam menghadapi tekanan hidup ini.

Tipe pertama, tipe kayu rapuh. Sedikit tekanan saja membuat manusia ini patah arang. Orang macam ini kesehariannya kelihatan bagus. Tapi, rapuh sekali di dalam hatinya. Orang ini gampang sekali mengeluh pada
saat kesulitan terjadi.

Sedikit kesulitan menjumpainya, orang ini langsung mengeluh, merasa tak berdaya, menangis, minta dikasihani atau minta bantuan. Orang ini perlu berlatih berpikiran positif dan berani menghadapi kenyataan hidup.

Majalah Time pernah menyajikan topik generasi kepompong (cacoon generation). Time mengambil contoh di Jepang, di mana banyak orang menjadi sangat lembek karena tidak terbiasa menghadapi kesulitan. Menghadapi orang macam ini, kadang kita harus lebih berani tega. Sesekali mereka perlu belajar dilatih menghadapi kesulitan. Posisikan kita sebagai pendamping mereka.

Tipe kedua, tipe lempeng besi. Orang tipe ini biasanya mampu bertahan dalam tekanan pada awalnya. Namun seperti layaknya besi, ketika situasi menekan itu semakin besar dan kompleks, ia mulai bengkok dan
tidak stabil. Demikian juga orang-orang tipe ini. Mereka mampu menghadapi tekanan, tetapi tidak dalam kondisi berlarut-larut.

Tambahan tekanan sedikit saja, membuat mereka menyerah dan putus asa. Untungnya, orang tipe ini masih mau mencoba bertahan sebelum akhirnya menyerah. Tipe lempeng besi memang masih belum terlatih. Tapi, kalau
mau berusaha, orang ini akan mampu membangun kesuksesan dalam hidupnya.

Tipe ketiga, tipe kapas. Tipe ini cukup lentur dalam menghadapi tekanan. Saat tekanan tiba, orang mampu bersikap fleksibel. Cobalah Anda menekan sebongkah kapas. Ia akan mengikuti tekanan yang terjadi.
Ia mampu menyesuaikan saat terjadi tekanan. Tapi, setelah berlalu, dengan cepat ia bisa kembali ke keadaan semula. Ia bisa segera melupakan masa lalu dan mulai kembali ke titik awal untuk memulai lagi.

Tipe keempat, tipe manusia bola pingpong. Inilah tipe yang ideal dan terhebat. Jangan sekali-kali menyuguhkan tekanan pada orang-orang ini karena tekanan justru akan membuat mereka bekerja lebih giat, lebih termotivasi, dan lebih kreatif. Coba perhatikan bola pingpong. Saat ditekan, justru ia memantuk ke atas dengan lebih dahsyat. Saya teringat kisah hidup motivator dunia Anthony Robbins dalam salah satu biografinya.

Untuk memotivasi dirinya, ia sengaja membeli suatu bangunan mewah, sementara uangnya tidak memadai. Tapi, justru tekanan keuangan inilah yang membuat dirinya semakin kreatif dan tertantang mencapai tingkat
finansial yang diharapkannya. Hal ini pernah terjadi dengan seorang kepala regional sales yang performance- nya bagus sekali.

Bangun network

Tetapi, hasilnya ini membuat atasannya tidak suka. Akibatnya, justru dengan sengaja atasannya yang kurang suka kepadanya memindahkannya ke daerah yang lebih parah kondisinya. Tetapi, bukannya mengeluh seperti
rekan sebelumnya di daerah tersebut. Malahan, ia berusaha membangun netwok, mengubah cara kerja, dan membereskan organisasi. Di tahun kedua di daerah tersebut, justru tempatnya berhasil masuk dalam daerah tiga top sales.

Contoh lain adalah novelis dunia Fyodor Mikhailovich Dostoevsky. Pada musim dingin, ia meringkuk di dalam penjara dengan deraan angin dingin, lantai penuh kotoran seinci tebalnya, dan kerja paksa tiap hari. Ia mirip ikan herring dalam kaleng. Namun, Siberia yang beku tidak berhasil membungkam kreativitasnya.

Dari sanalah ia melahirkan karya-karya tulis besar, seperti The Double dan Notes of The Dead. Ia menjadi sastrawan dunia. Hal ini juga dialami Ho Chi Minh. Orang Vietnam yang biasa dipanggil Paman Ho
ini harus meringkuk dalam penjara. Tapi, penjara tidaklah membuat dirinya patah arang. Ia berjuang dengan puisi-puisi yang ia tulis. A Comrade Paper Blanket menjadi buah karya kondangnya.

Nah, pembaca, itu hanya contoh kecil. Yang penting sekarang adalah Anda. Ketika Anda menghadapi kesulitan, seperti apakah diri Anda? Bagaimana reaksi Anda? Tidak menjadi persoalan di mana Anda saat ini.
Tetapi, yang penting bergeraklah dari level tipe kayu rapuh ke tipe selanjutnya. Hingga akhirnya, bangun mental Anda hingga ke level bola pingpong. Saat itulah, kesulitan dan tantangan tidak lagi menjadi
suatu yang mencemaskan untuk Anda. Sekuat itukah mental Anda?

Sumber: 4 Tipe Manusia Hadapi Tekanan Hidup oleh Anthony Dio Martin

BERGERAK

“Sebagian besar orang yang melihat belum tentu bergerak, dan yang bergerak belum tentu menyelesaikan (perubahan). ”

Kalimat ini mungkin sudah pernah Anda baca dalam buku baru Saya, “ChaNge”. Minggu lalu, dalam sebuah seminar yang diselenggarakan Indosat, iseng-iseng Saya mengeluarkan dua lembaran Rp 50.000. Ditengah-tengah ratusan orang yang tengah menyimak isi buku, Saya tawarkan uang itu. “Silahkan, siapa yang mau boleh ambil,” ujar Saya. Saya menunduk ke bawah menghindari tatapan ke muka audiens sambil menjulurkan uang Rp 100.000.

Seperti yang Saya duga, hampir semua audiens hanya diam terkesima. Saya ulangi kalimat Saya beberapa kali dengan mimik muka yang lebih serius. Beberapa orang tampak tersenyum, ada yang mulai menarik badannya dari sandaran kursi, yang lain lagi menendang kaki temannya. Seorang ibu menyuruh temannya maju, tetapi mereka semua tak bergerak. Belakangan, dua orang pria maju ke depan sambil celingak-celinguk. Orang yang maju dari sisi sebelah kanan mulanya bergerak cepat, tapi ia segera menghentikan langkahnya dan termangu, begitu melihat seseorang dari sisi sebelah kiri lebih cepat ke depan. Ia lalu kembali ke kursinya.

Sekarang hanya tinggal satu orang saja yang sudah berada di depan Saya. Gerakannya begitu cepat, tapi tangannya berhenti manakala uang itu disentuhnya. Saya dapat merasakan tarikan uang yang dilakukan dengan keragu-raguan. Semua audiens tertegun.

Saya ulangi pesan Saya, “Silahkan ambil, silahkan ambil.” Ia menatap wajah Saya, dan Saya pun menatapnya dengan wajah lucu. Audiens tertawa melihat keberanian anak muda itu. Saya ulangi lagi kalimat Saya, dan Ia pun merampas uang kertas itu dari tangan Saya dan kembali ke kursinya. Semua audiens tertawa terbahak-bahak. Seseorang lalu berteriak, “Kembalikan, kembalikan!” Saya mengatakan, “Tidak usah. Uang itu sudah menjadi miliknya.”

Setidaknya, dengan permainan itu seseorang telah menjadi lebih kaya Rp.100.000. Saya tanya kepada mereka, mengapa hampir semua diam, tak bergerak. Bukankah uang yang Saya sodorkan tadi adalah sebuah kesempatan? Mereka pun menjawab dengan berbagai alasan:

“Saya pikir Bapak cuma main-main ………… ”
“Nanti uangnya toh diambil lagi.”
“Malu-maluin aja.”
“Saya tidak mau kelihatan nafsu. Kita harus tetap terlihat cool!”
“Saya enggak yakin bapak benar-benar akan memberikan uang itu …..”
“Pasti ada orang lain yang lebih membutuhkannya. …”
“Saya harus tunggu dulu instruksi yang lebih jelas…..”
“Saya takut salah, nanti cuma jadi tertawaan doang……. ..”
“Saya, kan duduk jauh di belakang…”
dan seterusnya.

Saya jelaskan bahwa jawaban mereka sama persis dengan tindakan mereka sehari-hari. Hampir setiap saat kita dilewati oleh rangkaian opportunity (kesempatan) , tetapi kesempatan itu dibiarkan pergi begitu saja. Kita tidak menyambarnya, padahal kita ingin agar hidup kita berubah. Saya jadi ingat dengan ucapan seorang teman yang dirawat di sebuah rumah sakit jiwa di daerah Parung. Ia tampak begitu senang saat Saya dan keluarga membesuknya. Sedih melihat seorang sarjana yang punya masa
depan baik terkerangkeng dalam jeruji rumah sakit bersama orang-orang tidak waras. Saya sampai tidak percaya ia berada di situ. Dibandingkan teman-temannya, ia adalah pasien yang paling waras. Ia bisa menilai “gila” nya orang di sana satu persatu dan berbicara waras dengan Saya. Cuma, matanya memang tampak agak merah. Waktu Saya tanya apakah ia merasa sama dengan mereka, ia pun protes. “Gila aja….ini kan gara-gara saudara-saudara Saya tidak mau mengurus Saya. Saya ini tidak gila.
Mereka itu semua sakit…..”. Lantas, apa yang kamu maksud ’sakit’?”

“Orang ’sakit’ (gila) itu selalu berorientasi ke masa lalu, sedangkan Saya selalu berpikir ke depan. Yang gila itu adalah yang selalu
mengharapkan perubahan, sementara melakukan hal yang sama dari hari ke hari…..,” katanya penuh semangat.” Saya pun mengangguk-angguk.

Pembaca, di dalam bisnis, gagasan, pendidikan, pemerintahan dan sebagainya, Saya kira kita semua menghadapi masalah yang sama. Mungkin benar kata teman Saya tadi, kita semua mengharapkan perubahan, tapi kita tak tahu harus mulai dari mana. Akibatnya kita semua hanya melakukan hal yang sama dari hari ke hari, Jadi omong kosong perubahan akan datang.
Perubahan hanya bisa datang kalau orang-orang mau bergerak bukan hanya dengan omongan saja.

Dulu, menjelang Soeharto turun orang-orang sudah gelisah, tapi tak banyak yang berani bergerak. Tetapi sekali bergerak, perubahan seperti menjadi tak terkendali, dan perubahan yang tak terkendali bisa menghancurkan misi perubahan itu sendiri, yaitu perubahan yang menjadikan hidup lebih baik. Perubahan akan gagal kalau pemimpin-pemimpinny a hanya berwacana saja. Wacana yang kosong akan destruktif.

“Manajemen tentu berkepentingan terhadap bagaimana menggerakkan orang-orang yang tidak cuma sekedar berfikir, tetapi berinisiatif, bergerak, memulai, dan seterusnya.”

Get Started. Get into the game. Get into the playing field, Now. Just do it!

“Janganlah mereka dimusuhi, jangan inisiatif mereka dibunuh oleh orang-orang yang bermental birokratik yang bisanya cuma bicara di dalam rapat dan cuma membuat peraturan saja.”

Makanya tranformasi harus bersifat kultural, tidak cukup sekedar struktural. Ia harus bisa menyentuh manusia, yaitu manusia-manusia yang aktif, berinisiatif dan berani maju.

Manusia pemenang adalah manusia yang responsif. Seperti kata Jack Canfield, yang menulis buku Chicken Soup for the Soul, yang membedakan antara winners dengan losers adalah :

“Winners take action…they simply get up and do what has to be done…”.

Selamat bergerak!

Rhenald Kasali

Batu Ruby Yang Retak

Alkisah, di sebuah kerajaan, raja memiliki sebuah batu rubi yang sangat indah. Raja sangat menyayangi, mengaguminya, dan berpuas hati karena merasa memiliki sesuatu yang indah dan berharga. Saat permaisuri akan melangsungkan ulang tahunnya, raja ingin memberikan hadiah batu rubi itu kepada istri tercintanya. Tetapi saat batu itu dikeluarkan dari tempat penyimpanan, terjadi kecelakaan sehingga batu itu terjatuh dan tergores retak cukup dalam.

Raja sangat kecewa dan bersedih. Dipanggillah para ahli batu-batu berharga untuk memperbaiki kerusakan tersebut. Beberapa ahli permata telah datang ke kerajaan, tetapi mereka menyatakan tidak sanggup memperbaiki batu berharga tersebut.

“Mohon ampun, Baginda. Goresan retak di batu ini tidak mungkin bisa diperbaiki. Kami tidak sanggup mengembalikannya seperti keadaan semula.”

Kemudian sang baginda memutuskan mengadakan sayembara, mengundang seluruh ahli permata di negeri itu yang mungkin waktu itu terlewatkan.

Tidak lama kemudian datanglah ke istana seorang setengah tua berbadan bongkok dan berbaju lusuh, mengaku sebagai ahli permata. Melihat penampilannya yang tidak meyakinkan, para prajurit menertawakan dia dan berusaha mengusirnya. Mendengar keributan, sang raja memerintahkan untuk menghadap.

“Ampun Baginda. Mendengar kesedihan Baginda karena kerusakan batu rubi kesayangan Baginda, perkenankanlah hamba untuk melihat dan mencoba memperbaikinya. ”

“Baiklah, niat baikmu aku kabulkan,” kata baginda sambil memberikan batu tersebut.

Setelah melihat dengan seksama, sambil menghela napas, si tamu berkata, “Saya tidak bisa mengembalikan batu ini seperti keadaan
semula, tetapi bila diperkenankan, saya akan membuat batu rubi retak ini menjadi lebih indah.”

Walaupun sang raja meragukan, tetapi karena putus asa tidak ada yang bisa dilakukan lagi dengan batu rubi itu, raja akhirnya setuju. Maka, ahli permata itupun mulai memotong dan menggosok.

Beberapa hari kemudian, dia menghadap raja. Dan ternyata batu permata rubi yang retak telah dia pahat menjadi bunga mawar yang sangat indah. Baginda sangat gembira, “Terima kasih rakyatku. Bunga mawar adalah bunga kesukaan permaisuri, sungguh cocok sebagai hadiah.”

Si ahli permata pun pulang dengan gembira. Bukan karena besarnya hadiah yang dia terima, tetapi lebih dari itu. Karena dia telah
membuat raja yang dicintainya berbahagia.

Netter yang luar biasa…. Di tangan seorang yang ahli, benda cacat bisa diubah menjadi lebih indah dengan cara menambah nilai lebih yang diciptakannya. Apalagi mengerjakannya dengan penuh ketulusan dan perasaan cinta untuk membahagiakan orang lain.

TIDAK ADA MANUSIA YANG SEMPURNA DI DUNIA INI

Shi Shang Mei You Shi Quan Shi Mei De Ren

Saya kira demikian pula bagi manusia, tidak ada yang sempurna, selalu ada kelemahan besar ataupun kecil. Tetapi jika kita memiliki
kesadaran dan tekad untuk mengubahnya, maka kita bisa mengurangi kelemahan-kelemahan yang ada sekaligus mengembangkan kelebihan-kelebihan yang kita miliki sehingga keahlian dan karakter positif akan terbangun. Dengan terciptanya perubahan-perubahan positif tentu itu merupakan kekuatan pendorong yang akan membawa kita pada kehidupan yang lebih sukses dan bernilai!

Sumber: Batu Rubi yang Retak oleh Andrie Wongso

Rahasia si Untung

Kita semua pasti kenal tokoh si Untung di komik Donal Bebek. Berlawanan dengan Donal yang selalu sial. Si Untung ini dikisahkan untung terus. Ada saja keberuntungan yang selalu menghampiri tokoh bebek yang di Amerika bernama asli Gladstone ini. Betapa enaknya hidup si Untung. Pemalas, tidak pernah bekerja, tapi selalu lebih untung dari Donal. Jika Untung dan Donal berjalan bersama, yang tiba-tiba menemukan sekeping uang dijalan, pastilah itu si Untung. Jika Anda juga ingin selalu beruntung seperti si Untung, dont worry, ternyata beruntung itu ada ilmunya.

Professor Richard Wiseman dari University of Hertfordshire Inggris, mencoba meneliti hal-hal yang membedakan orang2 beruntung dengan yang sial. Wiseman merekrut sekelompok orang yang merasa hidupnya selalu untung, dan sekelompok lain yang hidupnya selalu sial. Memang kesan nya seperti main-main, bagaimana mungkin keberuntungan bisa diteliti. Namun ternyata memang orang yang beruntung bertindak berbeda dengan mereka yang sial.

Misalnya, dalam salah satu penelitian the Luck Project ini, Wiseman memberikan tugas untuk menghitung berapa jumlah foto dalam koran yang dibagikan kepada dua kelompok tadi. Orang2 dari kelompok sial memerlukan waktu rata-rata 2 menit untuk menyelesaikan tugas ini. Sementara mereka dari kelompok si Untung hanya perlu beberapa detik saja! Lho kok bisa?

Ya, karena sebelumnya pada halaman ke dua Wiseman telah meletakkan tulisan yang tidak kecil berbunyi “berhenti menghitung sekarang! ada 43 gambar di koran ini”. Kelompol sial melewatkan tulisan ini ketika asyik menghitung gambar. Bahkan, lebih iseng lagi, di tengah2 koran, Wiseman menaruh pesan lain yang bunyinya: “berhenti menghitung sekarang dan bilang ke peneliti Anda menemukan ini, dan menangkan $250!” Lagi-lagi kelompok sial melewatkan pesan tadi! Memang benar2 sial.

Singkatnya, dari penelitian yang diklaimnya “scientific” ini, Wiseman menemukan 4 faktor yang membedakan mereka yang beruntung dari yang sial:

1. Sikap terhadap peluang.

Orang beruntung ternyata memang lebih terbuka terhadap peluang. Mereka lebih peka terhadap adanya peluang, pandai menciptakan peluang, dan bertindak ketika peluang datang. Bagaimana hal ini dimungkinkan?

Ternyata orang-orang yg beruntung memiliki sikap yang lebih rileks dan terbuka terhadap pengalaman-pengalam an baru. Mereka lebih terbuka terhadap interaksi dengan orang-orang yang baru dikenal, dan menciptakan jaringan-jaringan sosial baru. Orang yang sial lebih tegang sehingga tertutup terhadap kemungkinan- kemungkinan baru.

Sebagai contoh, ketika Barnett Helzberg seorang pemilik toko permata di New York hendak menjual toko permata nya, tanpa disengaja sewaktu berjalan di depan Plaza Hotel, dia mendengar seorang wanita memanggil pria di sebelahnya: “Mr. Buffet!” Hanya kejadian sekilas yang mungkin akan dilewatkan kebanyakan orang yang kurang beruntung. Tapi Helzber berpikir lain. Ia berpikir jika pria di sebelahnya ternyata adalah Warren Buffet, salah seorang investor terbesar di Amerika, maka dia berpeluang menawarkan jaringan toko permata nya. Maka Helzberg segera menyapa pria di sebelahnya, dan betul ternyata dia adalah Warren Buffet. Perkenalan pun terjadi dan Helzberg yang sebelumnya sama sekali tidak mengenal Warren Buffet, berhasil menawarkan bisnisnya secara langsung kepada Buffet, face to face. Setahun kemudian Buffet setuju membeli jaringan toko permata milik Helzberg. Betul-betul beruntung.

2. Menggunakan intuisi dalam membuat keputusan.

Orang yang beruntung ternyata lebih mengandalkan intuisi daripada logika. Keputusan-keputusan penting yang dilakukan oleh orang beruntung ternyata sebagian besar dilakukan atas dasar bisikan “hati nurani” (intuisi) daripada hasil otak-atik angka yang canggih. Angka-angka akan sangat membantu, tapi final decision umumnya dari “gut feeling”. Yang barangkali sulit bagi orang yang sial adalah, bisikan hati nurani tadi akan sulit kita dengar jika otak kita pusing dengan penalaran yang tak berkesudahan. Makanya orang beruntung umumnya memiliki metoda untuk mempertajam intuisi mereka, misalnya melalui meditasi yang teratur. Pada kondisi mental yang tenang, dan pikiran yang jernih, intuisi akan lebih mudah diakses. Dan makin sering digunakan, intuisi kita juga akan semakin tajam.

Banyak teman saya yang bertanya, “mendengarkan intuisi” itu bagaimana? Apakah tiba2 ada suara yang terdengar menyuruh kita melakukan sesuatu? Wah, kalau pengalaman saya tidak seperti itu. Malah kalau tiba2 mendengar suara yg tidak ketahuan sumbernya, bisa2 saya jatuh pingsan.

Karena ini subyektif, mungkin saja ada orang yang beneran denger suara.

Tapi kalau pengalaman saya, sesungguhnya intuisi itu sering muncul dalam berbagai bentuk, misalnya:

- Isyarat dari badan. Anda pasti sering mengalami. “Gue kok tiba2 deg-deg an ya, mau dapet rejeki kali”, semacam itu. Badan kita sesungguhnya sering memberi isyarat2 tertentu yang harus Anda maknakan. Misalnya Anda kok tiba2 meriang kalau mau dapet deal gede, ya diwaspadai saja kalau tiba2 meriang lagi.

- Isyarat dari perasaan. Tiba-tiba saja Anda merasakan sesuatu yang lain ketika sedang melihat atau melakukan sesuatu. Ini yang pernah saya alami. Contohnya, waktu saya masih kuliah, saya suka merasa tiba-tiba excited setiap kali melintasi kantor perusahaan tertentu. Beberapa tahun kemudian saya ternyata bekerja di kantor tersebut. Ini masih terjadi untuk beberapa hal lain.

3. Selalu berharap kebaikan akan datang.

Orang yang beruntung ternyata selalu ge-er terhadap kehidupan. Selalu berprasangka baik bahwa kebaikan akan datang kepadanya. Dengan sikap mental yang demikian, mereka lebih tahan terhadap ujian yang menimpa mereka, dan akan lebih positif dalam berinteraksi dengan orang lain. Coba saja Anda lakukan tes sendiri secara sederhana, tanya orang sukses yang Anda kenal, bagaimana prospek bisnis kedepan. Pasti mereka akan menceritakan optimisme dan harapan.

4. Mengubah hal yang buruk menjadi baik.

Orang-orang beruntung sangat pandai menghadapi situasi buruk dan merubahnya menjadi kebaikan. Bagi mereka setiap situasi selalu ada sisi baiknya. Dalam salah satu tes nya Prof Wiseman meminta peserta untuk membayangkan sedang pergi ke bank dan tiba-tiba bank tersebut diserbu kawanan perampok bersenjata. Dan peserta diminta mengutarakan reaksi mereka. Reaksi orang dari kelompok sial umunya adalah: “wah sial bener ada di tengah2 perampokan begitu”. Sementara reaksi orang beruntung, misalnya adalah: “untung saya ada disana, saya bisa menuliskan pengalaman saya untuk media dan dapet duit”. Apapun situasinya orang yg beruntung pokoknya untung terus.

Mereka dengan cepat mampu beradaptasi dengan situasi buruk dan merubahnya menjadi keberuntungan.

Sekolah Keberuntungan.

Bagi mereka yang kurang beruntung, Prof Wiseman bahkan membuka Luck School.
Latihan yang diberikan Wiseman untuk orang2 semacam itu adalah dengan membuat “Luck Diary”, buku harian keberuntungan. Setiap hari, peserta harus mencatat hal-hal positif atau keberuntungan yang terjadi.

Mereka dilarang keras menuliskan kesialan mereka. Awalnya mungkin sulit, tapi begitu mereka bisa menuliskan satu keberuntungan, besok-besoknya akan semakin mudah dan semakin banyak keberuntungan yg mereka tuliskan.

Dan ketika mereka melihat beberapa hari kebelakang Lucky Diary mereka, mereka semakin sadar betapa beruntungnya mereka. Dan sesuai prinsip “law of attraction”, semakin mereka memikirkan betapa mereka beruntung, maka semakin banyak lagi lucky events yang datang pada hidup mereka.

Jadi, sesederhana itu rahasia si Untung. Ternyata semua orang juga bisa beruntung. Termasuk termans semua.

Siap mulai menjadi si Untung?

Minggu, 08 Februari 2009

ASURANSI JIWA, BERSAING DALAM PRODUK, BERPACU DENGAN SISTEM, BERGELUT DENGAN OKNUM DAN BERTAHAN DALAM KOMPETISI

Sejarah asuransi jiwa di Indonesia telah berlangsung selama puluhan tahun, tanpa terasa berlangsung tumbuh perlahan tidak hanya melawan jaman, tapi juga menghadapi penjajahan. AJB Bumiputera 1912 adalah pioneer asuransi jiwa di Indonesia. Februari 2009 berusia 97 tahun. Sebagai pioneer dibidang asuransi pendidikan bumiputera berkiprah hampir 100 tahun, sebuah prestasi usia yang cukup luar biasa bagi perjalanan sebuah perusahaan. Ditahun sembilan puluhan industri asuransi jiwa di Indonesia mulai diramaikan dengan datangnya produk2 asuransi asing yang datang untuk turut mengadu nasib dan peruntungan di Indonesia. Berbagai cara digunakan mulai dengan bekerja sama dengan asuransi pribumi seperti John Hancock dengan bumiputera, prudential dengan bank bali, AIG LIFE dengan lippo, Manulife dengan dharmala dan lain-lain. Hingga terjadi nya likuidasi beberapa bank membuat beberapa perusahaan asuransi asing mulai berjuang sendiri.

Berbagai cara digunakan untuk meraih pangsa pasar, mulai dari inovasi produk-produk asuransi pendidikan hingga, memadukan antara proteksi dan investasi dalam produk unit link yang awalnya mendapat tentangan dari berbagai pihak karna dianggap tidak dapat di kategorikan sebagai produk asuransi jiwa. Namun akhirnya produk unit link dapat diterima, Kehadiran asuransi asing tidak lantas meluruhkan semangat perusahaan asuransi jiwa pribumi terbukti tiap tahun asuransi pribumi masih tetap dapat menguasai pangsa pasar dengan pencapaian tingkat penjualan yang cukup tinggi.

Kedatangan Perusahaan Asing dengan inovasi produk dan kecanggihan sistem telekomunikasi menjadi tantangan bagi perusahaan pribumi untuk mengejar ketinggalan. Perbedaan kondisi turut mempengaruhi, tidak sulit bagi perusahaan asuransi asing yang belum memiliki jumlah kantor yang banyak untuk melakukan berbagai inovasi terhadap sistem, tetapi dilema perusahaan pribumi seperti bumiputera menjadi polemik yang rumit dan berkepanjangan dikarenakan jumlah kantor yang cukup banyak hingga ratusan diseluruh Indonesia. Kemajuan Teknologi yang begitu cepat, perubahan masyarakat yang semakin kritis dan sensitif terhadap harga sebuah produk menjadi tantangan yang cukup berat bagi perusahaan-perusahaan asuransi pribumi. Perubahan sistem juga berarti mempersiapkan SDM yang ada, agar sistem nantinya bila telah berubah tidak menjadi mubazir karena SDM yang Gaptek dan miskin pengetahuan

Bergerak dan melangkah Asuransi pribumi tak bergeming menghadapi tantangan pergerakkan dunia asuransi divisi Asuransi Jiwa perorangan, Divisi Asuransi kumpulan, divisi asuransi Jiwa executive, DPLK bumiputera, dan Bumida saling berlomba untuk meraih income dan pantang mundur berkerja keras mempertahankan existensi Perusahaan. Lebih teliti kembali bila dilihat potensi pangsa pasar seluruh divisi apabila saling bersinergi akan menjadi sebuah kekuatan yang tidak tertandingi. Namun seberapa jauhkah kesadaran ini menjadi kekuatan seluruh marketing AJB Bumiputera 1912? Perlu diteliti kembali berapa banyak personil marketing Bumiputera yang dapat melihat keluasan peluang yang ada dipasar sehingga tidak hanya dapat memperoleh income tetapi juga menjadi raja di seluruh segmen pasar dengan kemajemukan kebutuhannya. Tantangan bagi seluruh personil ditingkat pimpinan adalah membangun potensi marketingnya tidak hanya dalam kekuatan pengetahuan tentang produk Bumiputera itu sendiri secara menyeluruh tetapi juga dalam hal pengembangan wawasan potensi produktifitas dan wawasan pengetahuan produk produk pesaing.

Pasar merupakan salah satu kunci yang sangat mempengaruhi masa kejayaan suatu produk. Selama ini setelah bertahun-tahun dalam masa berdirinya Bumiputera pernah menggunakan sistem blok. lalu di Era tahun duaribuan sistem tersebut berubah dg mulai diberlakukannya sistem agen debit dan agen produksi. Kebebasan wilayah agen produksi adalah keleluasaan dalam memasarkan suatu produk. Tetapi perlu diteliti kembali sistem kerja setiap agen. Pada kenyataannya agen banyak yang masih bekerja dengan sistem lama yaitu sistem kunjungan dari rumah ke rumah dalam suatu blok. Keberanian agen dalam membuka dan menembus pasar executive di tingkat perkantoran masih sangat lemah. Pasar ditingkat executive muda masih sangat luas. Sebuah kue besar yang menanti minta dilahap sayang sekali bila kue ini dibiarkan saja dilahap para pendatang, orang-orang asing yang sangat mengerti bahwa Indonesia adalah pasar potensial bagi segala macam produk yang mereka tawarkan.

Sistem lama dengan kondisi yang sekarang layaknya mulai di teliti kembali, permasalah sering timbul saat kontrak asuransi mulai diatas tahun ke 4. Komisi agen sudah tidak ada sementara penagihan tetap harus berjalan, uang transpor yang kecil tidak sebanding dengan kerja rumit dan permasalahan yang beragam. Kasus polis hilang, keterlambatan pembayaran karena kesulitan ekonomi atau kestabilan rumah tangga pemegang polis hanya sebagian dari permasalahn yang dihadapi dan menjadi beban yang berdampak pada kinerja marketing dalam hal memantain marketnya. Belum lagi ditambah dengan persaingan antar para marketing ditingkat intern dan extern mulai dari tingkat agen hingga pimpinan.

Begitu banyak dilema yang dihadapi, begitu banyak tantangan begitu banyak rintangan,
sebuah penghargaan layak kita berikan pada kegigihan marketing asuransi jiwa dengan segala kinerjanya sebagai ujung tombak perusahaan, berjuang mempertahankan existensi perusahaan.

Selasa, 06 Januari 2009

Ooh oh susahnya.

Jaman sekarang semua orang berteriak susssaah............. cari minyak tanah susah, gas susah, cari duit susah, eh tambah pula sekarang bensin juga susah. ibarat kata serasa bagai hidup enggan mati tak mau. Padahal pada saat bumi pertamakali diciptakan lalu ada Tuhan menciptakan manusia yang bernama Adam dan Hawa, keadaan masih serba minim jangankan mesin atm, kompor aja belum ada. apalagi yang namanya bensin atawa gas sarwakeneh ente aya euuy. Tapi Adam dan Hawa hapy hapy aja tuh malah beranak pinak berabad abad bahkan akhirnya jadi lautan manusia yang beraneka warna budaya bahasa dan warna kulitnya. Kalau dipikir-pikir dan dibanding-bandingkan jaman baheula dan jaman kini dulu mau makan aja harus kehutan nguber-nguber ayam hutan dulu, belum lagi harus nyabutin bulu dulu, pasang kayu bakar di bakar baru bisa makan. Itu jaman dulu lha... kata si Opa Jef. Sekarang mau makan ayam tinggal ke pasar pilih, bayar, langsung bawa pulang ga pakai cabut bulu dulu. Mau lebih enak tinggal pilih KFC, Mc D, TexasFC, AH, dll. Tapi yang aneh hidup dah makin enak kenapa teriaknya makin kenceng.

Dulu waktu manusia masih hidup di goa-goa pada happy-happy aja mau anak 1, 2, 4, 10, 20. Suami istri pada rukun2 aja hidup terus. Sekarang baru satu aja uda pada panik buru-buru ke dokter cari pertolongan gimana cara nya supaya kehamilan bisa ditunda. para perempuan sibuk mondar-mandir ke puskesmas, rumah sakit, klinik dll mengusahakan untuk tidak hamil. Punya anak ga mau banyak-banyak giliran cerai sibuk berebut hak asuh dan harta gono gini. Adalagi yang ga punya-punya anak sibuk keluar masuk klinik mengusahakan punya anak giliran sudah berhasil hamil terpaksa gugur karena si ibu ga bisa istirahat total ninggalin kerjaan kantornya alias ga dapat cuti panjang istirahat total agar kehamilannya ga terganggu. Wah wah piye iki gimana generasi berikutnya bisa hidup tenang ga pada demo dan tawuran melulu wong belum jadi jabang bayi aja uda jadi bulan bulanan orang tuanya, wong beranak aja kok susah nimbangnya lamaaa banget... jadi..engga..jadi..engga..jadi.. engga atau bikin...engga..bikin engga.. (kue Kali ya...) diundi terrrusss sambil ngitungin kancing.

Dulu Adam dan Hawa dihukum Tuhan karna makan buah terlarang buah kolbi, Dibuang ke bumi dipisahkan sejauh-jauhnya. Tapi coba sekarang Udah repot-repot Allah turunkan 25 nabi kebumi udah repot-repot Allah bikin kitab suci yang diturunkan lewat para nabi. Termasuk udah repot-repot juga tuh para rasul Allah ngajarin berbagai aturan kehidupan supaya manusia hidup lebih tertata berbudaya dan beretika dan bermoral, eh tetap aja copet dan jambret makin banyak aja, rampok dimana-mana yang parahnya sekarang lagi ngetrend pembunuhan mutilasi malah ada yang hobi memutilasi orang sampai 11 berkali-kali, belum lagi anak sekolah jaman sekarang udah pacaran, terus mulai deh berlagak bak suami istri, belum resmi jadi suami istri, udah manggil mami and papi. Serasa beneran terus jadi kebablassan eh samen leven atawa backstreet rutin cari hotel biar bisa jadi mami papi beneran. Untung Allah Maha Pengasih lagi maha penyayang kalau dia maha pemarah barang kali dia udah mencak-mencak bak orang kebakaran jenggot melihat mahluknya ora pada manut, atau untung Allah ga punya sifat Yang Maha Penangis kalau dia punya, Wah.... dimana-mana dah banjir melulu kali, habis Allah nya kerjanya nangis aja ngeliatin umatnya yang welehweleh buanndel minta ampun.

Yuuk kita liat ah dibelahan bumi yang lain eh Mesjid makin banyak, makin bagus juga rasanya dada ini adem deh lihat anak-anak yang lari-lari kesekolah pakai jilbab. Mesjid dan gereja saling bersisian ga pada berantem ada klenteng ada vihara yang saling menyapa tersenyum tanpa suara. Suara takbir bersahut-sahut an saat masuk sholat. Bergantian dengan alunan suara para soprano yang mengiringi doa kebaktian. Duh rukun saling menghargai hak asazi masing masing Allah dan para Nabi dan rasul pasti lagi senyum senyum dikulum dari Surga dan bareng-bareng ngucap Alhamdulillah baek..baek yeee jangan pada berantem .

Eh tapi coba liat belahan bumi yang laen Senyum Allah, para Nabi dan Rasul makin lebar sampai senyum Monalisa aja kalah cakepnya, Pagi-pagi orang udah bangun sholat shubuh sarapan sambil dengern mamah dan AA atau AAGym terus ada juga yang dengerin lagu2 rohani, habis itu bergegas gegas keluar rumah ada yang ke sekolah ada juga yang lari-lari berangkat kerja kali-kali aja dapat sekedar sesuap nasi atau malah segenggam berlian ah..ah... Amiinn.

Tuh liat deh ada juga ah Suami Istri yang kemana aja bareng dari mulai makan bareng, cari duit bareng ke pasar bareng ngantar anak sekolah bareng kerumah ortu bareng wah..wah jadi iri nih ga ingat dia ada yang liatin dunia serasa milik berdua, eh kita ngontrak kali yaaaa......

Mang hidup aneh manusia ga pernah puas susah terus padahal kalau dipikir-pikir Sejak jaman Nabi Adam Bencana alam dah berkali-kali, manusia tetap hidup. Perang udah ga keitung dah banyak juga yang wafat tapi manusia masih ada aja sampai sekarang malah tambah banyak Rupiah udah naik turun bikin heboh aja orang bangun rumah malah ga habis-habis kurang terus. Mangkanya mending cepat buat sesuatu yang bermanfaat sebab hidup terus berjalan yakin ajalah Allah pandai menghitung tetesan keringat kita, Insya Allah rejeki ga pernah putus selama kita juga ga putus asa buat berupaya mendapat rejeki halal yang diridhoi Allah biar hidup kita selamat meskipun Allah ngambek dan kirim Tsunami tapi selama kita ingat untuk hidup dalam arah yang benar Insya Allah Tsunaminya batal datang Ammiiin.